PERANG PEMERINTAH VS TERORIS
Oleh :HAR RIE
Beberapa hari lalu kita di kejutkan dengan adanya bom bunuh diri di gereja katedral makasar dan penyerangan mabes polri oleh pelaku teroris, hal ini semacam efek kejut menyadarkan bagi pemerintah bahwa teroris keberadaanya masih menghantui dan sewaktu akan mengancam bangsa ini,
Lebih ironis lagi pelaku berdasarkan sumber berita yg akurat adalah para generasi milenial yg tentunya dg suka rela mereka menerjunkan diri dalam taruhan nyawa tersebut, dikutip dari surat wasiat yg di tinggalkan bahwa aksi mereka merupakan suatu paham jihad fisabilillah dg kata lain cara jalan menuju syurga versi mereka. Dari hal tersebut diatas kita bisa menyimpulkan bahwa pelaku merupakan korban propaganda paham radikal keras.yang kita pahami dari segi manapun kalau membuat kerusakan dan kriminal itu tidak di benarkan..
|
ilustrasi |
Lalu apa sebenarnya yg terjadi pada kaum milenial sekarang
Menurut menteri kominfo Johnny Gerard Plate saya cuplik dr dialog di metro pagi
Bahwa sekarang ini dunia maya medsos terutama, mengalami perkembaganya makin cepat. Banyak sekali kejahatan-kejahatan medsos yg tersebar dan dari kominfo sudah dilakukan take down atau penghapusan namun itu semua bagaikan mencari jarum dalam jerami sangat rumit.
Ada 3 kategori kejahatan yang masih menempati posisi top up antara lain
1.pornografi
2.perjudian/gaming
3.paham radikalisme
Menurut menteri kominfo Johnny Gerard Plate kategori diatas menggunakan komunikasi terbatas yg sedikit sulit diidentifikasi, untuk konten pornografi dan radikalisme biasanya mereka menyebarkan secara anonim atau tanpa identitas , dalam hal ini kominfo selalu bekerja keras 1x24 jam membersihkan paham-paham radikalisme dan url-url yg mengandung paham aliran keras yg bisa mencuci otak generasi muda sekarang.
medsos/penyedia platform tidak bisa memfilter orang perorang yang akan membuat konten bahaya paham radikalisme sehingga yg selalu terlambat, seperti youtube misalnya ketika ada konten video isis memposting orang memenggal kepala maka video sudah terlebih dahulu menyebar baru, dari platform medsos take down/menghapus.
Hal penting Untuk pengguna medsos yg perlu diperhatikan
Bahwa ciri khas kerja algoritma medsos adalah ketika kita mencari hal-hak radikal maka tiap hari akan di suguhi paham radikal demikian juga ketika kita mencari paham deradikal maka tiap hari kita akan di suguhi paham deradikal maka ketika paham radikal sudah mulai meracuni kita semakin hari kita disuguhi hal-hal radikal maka yg terjadi puncaknya adalah seperti penyerangan bom bunuh diri dan penyerangan markas besar polri.
Pemerintah dalam hal take down atau penghpusan konten berbahaya perlu payung hukum kuat agar bisa ada rambu-rambu yg pasti tanpa itu pemerintah dalam hal ini kominfo tidak bisa men take down atau mwnghapus. Imbuh bapak menteri Johnny Gerard Plate
Di jerman memiikiki sosial media law tegas, ketika ada konten hoak atau berbahaya maka yg bertanggung jawab pertama adalah penyedia platform media sosial.
Menurut kominfo bahwa konten radikal dan deradikalisme itu banyak hanya memang kakuatan paham radikal 10x lipat karena memang ini kembali lagi ke penggunanya baik dari cara pola pikir dan cara pandang.
Tapi memang masih perlu perimbangan antara konten radikal dan deradikal agar konten radikal bisa diminimalisir
Kesimpulan sebagai closing statement
Bahwa media pemberitaan hendaknya selektif dalam memberitakan karena disisi lain dengan adanya media pers selain berjasa memberikan informasi kepada masyarakat juga disisi lain dijadikan eksistensi mereka para teroris utk menebar ketakutan dan ini yg diharapkan mereka, media pers harus seimbang dalam memberitakan.
Pembinaan terdini tentang paham deradikalisme dari keluarga,pembinaan tentang deradikalisme masyarakat tanggung jawab ada dipundak tokoh masyarakat, pembinaan agama tanggung jawab ada di pundak tokoh agama untuk harus selalu di sampaikan guna menekan paham radikalisme,karena paham radikalisme akan melahirkan teroris-teroris baru yang akan membuat kerusakan.
Semoga bangsa ini akan berhasil menghilangkan terorisme aminn