Oleh : HAR RIE
Setiap bulan ruwah (sasi jawa) atau syaban banyak umat islam khususnya ramai mendatangi makam, pemandangan ini sudah umum di sana-sini. bahkan tidak itu saja orang-orang selain mendatangi ahli kubur khusus alur keluarga juga mendatangi para tokoh-tokoh terkenal ulama, atau tokoh pejuang kemerdekaan.
acara semacam ini menjadikan tradisi dari tahun ke tahun...
ada yg menyebut istilah arwah,unggahan,resik. dan masih banyak lagi
Demikian juga untuk wilayah pinggir selatan kebumen jawa tengah tepatnya di daerah Kenoyojayan,
adalah hari kamis tanggal 8 April 2021 sekitar jam 08.00 WIB sampai selesai, ada kebiasaan unik dan beda untuk.bulan syaban sekaligus menyambut bulan ramadhan.
Baca Juga : PERANG PEMERINTAH VS KEJAHATAN CYBER
Dikenal dengan nama "gombyangan"
rangkaian kegiatan di mulai pada siang hari, warga terutama bapak dan pemuda usia produktif berbondong-bondong menuju makam sembari mambawa alat cangkul sabit, dan lain-lain untuk bersih bersih dan merapihkan makam, bisa dijelaskan juga bahwa tempat makam yg didatangi yg ada alur keluarga ahli kubur.
setelah selesai merapihkan lingkungan makam mereka duduk melingkar makan bersama.inilah yg dinamakan indonesia betapa persatuan dan kesatuan mereka benar-benar ada.
documentasi setelah makan bersama |
usai tahlil mereka makan bersama mereka membentuk, berkelompok kecil karena satu ambeng biasanya untuk 4 sampai 5 orang. suasana nampak hangat dan akrab, seolah menggambarkan tak ada beban masalah.
rangkaian kegiatan selanjutnya pada malam hari yaitu doa bersama di masjid Al Hadi Kenoyojayan, ada seratus orang atau lebih memadati ruang dan serambi masjid, baik laki-laki maupun perempuan. berdasarkan informasi untuk kegiatan malam hari di bagi per RT khusus untuk RW tiga, karena menghindari banyaknya makanan yang akan mubadzir kalau di jadwal cuma semalam, menghindari banyak warga yang tidak akan tertampung di masjid.
mereka membawa "ambeng" ( makanan berikut lauknya) istilah jawa . diatas ambeng di taruh secarik kertas berisi list ahli kubur yg akan dikirim fatihah. pada sambutanya imam masjid Al Hadi Kenoyojayan Bapak kyai Suhadi menyampaikan tentang hakikatnya sadaqah uang dan doa fatihah. manurutnya "kalau sadaqah uang ketika di saku kita ada seratus ribu kita sadaqahkan ke orang maka secara wujud, kita kehilangan uang tersebut, beda lagi dengan sadaqah fatikhah, secara hakikat sadaqah kita akan terus berlipat lipat. Dimulai dengan mengirim fatikhah untuk ahli-ahli kubur selanjutnya diteruskan dengan tahlil berikut doa penutup,
documentasi acara makan bersama |
acara ini juga dihadiri oleh tokoh masyarakat, tokoh agama dan juga hadir kepala desa kenoyojayan Bapak Martono, saat dimintai keterangan di penutup acara menuturkan bahwa "kegiatan seperti ini bagus positif dan patut untuk di lestarikan jangka penjang selain meningkatkan persatuan dan kesatuan antar warga mengirim ahli kubur adalah hal baik.
Menurut penulis ada beberapa hal yang bisa di petik dari kegiatan ini :
1. Adanya peningkatan perstuan dan kesatuan atau peningkatan ukhwah islamiyah yang bisa tercermin dari berkumpulnya warga di masjid dalam konteks positif tentunya.
2. Adanya lambang kemakmuran
dengan membawa ambeng ke masjid, adalah bukti warga makmur di tengah-tengah kesulitan pandemi covid-19.
3. Nilai sadaqah, sadaqah ke sesama makhluk hidup melalui makanan dan sadaqah senjata pertolongan fatihah bagi ahli kubur.
4. Nilai tolong menolong sesama
Mudah-mudahan kegiatan ini menjadi kebangkitan umat islam dan bangsa indonesia, bahwa betapa indah persatuan dan kesatuan, karena bermodalkan persatuan dan kesatuan segala sesuatu akan bisa berjalan ringan dan berhasil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar